Senin, 19 Oktober 2009
apakah yang ada dalam pikiran anda?
APA YANG ADA DALAM PIKIRAN ANDA?
Setiap manusia pasti pernah mengalami rasa senang dan duka, karena hal itu adalah yang manusiawi. Nah jika anda merasa senang maka anda pasti akan ternsenyum lebar bahkan akan berteriak sehingga orang lain tahu apa yang anda rasakan, namun sebaliknya jika anda merasa duka maka anda akan terdiam dan merenung, lalu apa yang sebenarnya ada dalam pikiran anda?
Apakah hidup hanya untuk bersenang-senang? Jika benar maka apakah kita perlu menreset ulang pikiran kita dan jika tidak maka apakan kita akan melakukan sesuatu untuk terhindar dari rasa duka?
Kawan, hidup adalah pilihan, lalu hidup pula lah yang akan menentukan masa depan kita, lalu apa yang ada dalam pikiran kita jika memang hidup adalah pilihan.
Pernah anda melihat atau bahkan mengalami disulitkan dalam masa-masa memilih? Jika pernah maka apa yang ada dalam pikiran anda? Jika belum conalah untuk melihat dan merasakan apa yang ada dalam pikiran anda?
Apa yang kta lakukan dan apa yang kita katakana adalah hasil dari sebuah pemikiran yang ada dalam pikiran anda. Baik atau tidaknya perkataan dan perbuatan kita ternyata berkat olah piker atau terletak dari apa yang ada dalam pikiran kita.
Manusiawi memang ketika kita akan melakukan Sesutu pasti kita akan memikirnya terlebih dahulu, namun siapakan yang bertindak/berkata tapi tidak pernah terpikir sebelumnya?
Sapapun dia, mereka, kita itu juga dapat dikatakan manusia namun apakah kita sudah memanusiawikan diri kita dengan apa yang ada dalam pikiran kita?
KEINGINAN dan KEBUTUHAN?
KEINGINAN dan KEBUTUHAN?
Roda memang selalu berputar, kadang kita di bawah dan kadang kita di atas. Seiring dengan perkembangan zaman bahwasaannya manusia sealu dituntut oleh keinginan dan kebutuhan, namun keduanya itu ternyata memiliki perbedaan devinisi. Selama ini kita selalu larut dalam keinginan yang selalu muncul dari pola pikir, tingkah laku, kebiasaan kita sehingga melupakan apa kebutuhan kita.
Jakarta, kota sekaligus surga dunia bagi mereka yang senantiasa menggantungkan mimpinya. Ada yang mengatakan itu sah-sah saja tapi ada pula yang bertolak belakang. Aktivitas, kebiasaan kita dalam kehidupan sehari-hari semestinya selalu diiringi oleh dua jasad yang dinamakan keinginan dan kebutuhan. Lepas dari jasad itu kita bisa terperosok ke jurang yang dalam.
Filosofinya, kita hidup untuk mati dan kita mati untuk hidup. Kenyataan itu memang benar dan sangat mudah untuk kita lupakan, saat ini langkah tercepat dalam hidup kita adalah menentukan devinisi dari jasad yang bernama keinginan dan kebutahan. Jika tidak keberatan, saya menaggapinya dengan dua kata yakni sekarang dan harus. Keinginan dapat kita pahami bahwa sesuatu hal yang mesti ada sekarang juga, dan kebutuhan adalah sesuatu hal yang adanya harus kita tentukan oleh kecerdasan pola pikir kita.
Sebagai contoh. Pertanyaan singkat, kapan kita merasakan ingin dan kapan kita bisa mersakan butuh? Mungkin jawaban singkatnya pun adalah, saya merasa ingin ketika melihat sesuatu dan saya akan merasa butuh ketika saya sadar bahwa kita masih berada di bawah. Nah saat kita melihat sesatu maka perasaan ingin kita mengalir kepada ingin menyentuh, memiliki, menemani tanpa kita sadari bahwa otak kita selalu dikesampingkan dan berkata “mmmm, kapan ya?”. Sementara ketika kita merasa butuh maka otak kita diputar untuk berpikir bisa meraihnya, dan biasanya orang selalu berkata “bisa nda ya?”, “tidak mungkin”, “saya tidak sanggup”, “saya menyerah”, “kepada siapa?”. Padahal otak kita tidak pernah merekam kata-kata tersebut.
Jika diantara kita ada yang berkata demikian saat dirinya mersa butuh maka kita perlu merehabilitasi kebiasaan kita, tingkah laku kita, pola pikir kita. Seharusnya kita merasakan pola pikir yang OPTIMIS untuk bisa meraih kebutuhan itu.
Apakah kita sudah dapat membedakan mana yang berupa keinginan dan kebutuhan dalam hidup kita? Jika belum, maka kita dituntut untuk lebih banyak membaca dan berdiskusi dengan lingkungan sekitar.
Lalu Bagaimana??
Lalu Bagaimana?
Kata “besok” atau “nanti”
Dalam hal ini banyak diantara kita menyadari bahwa kesibukan dan rutinitas kita sering kali disibukan dengan kata “besok” atau “nanti”. Benar tidak?
Nah sebenarnya apa yang bisa kita katakana ketika salah satu teman, kerabat, klien, atau siapapapun yang meminta untuk bertemu, hasil pekerjaan, tugas dan sebagainya?
Kadang manusia tidak luput dari………………..
Lalu bagaimana???????
Bahaya Shisha (iseng)
Bahaya Shisha (iseng)
Senin, 28 September 2009 jam 18:27
Menghisap shisha sama temen2 sambil ngobrol ngalor-ngidul pastinya mengasyikkan. Aktivitas ini tidak hanya didominasi laki-laki. Kaum Hawa pun sudah menjadi penikmat rokok dari Timur Tengah trsbut. Bahkan mereka yang bukan perokok sekalipun, banyak yang gemar bersantai dengan kepulan asap harum menyegarkan dari alat yg bernama bong. Lantas bagaimanakah ancaman kepulan shisha terhadap kesehatan?
Akhir tahun lalu, Agen Anti Tembakau Prancis (L'Office Français de prévention du TabagismeOFT), melansir hasil penelitian Laboratorium Nasional Prancis tentang bahaya shisha. Seorang penghisap shisha setara dengan 70 penghisap rokok biasa. Kandungan tar dari asap shisha sama dengan 27 hingga 102 batang rokok. Penghisap shisha sama saja dengan menghirup karbon monoksida (gas yang terkandung dalam asap knalpot) seperti yang dikandung 15-52 batang rokok biasa
.
Tes yang dikembangkan Laboratoire National d’Essais (LNE) dalam tiga tipe yakni shisha dengan karbon ringan berjumlah sedikit, shisha dengan karbon ringan berjumlah banyak, serta tipe dengan karbon alami dengan volume kecil.
Dalam 70 liter asap shisha, tipe pertama menghasilkan 319 miligram tar atau 32 kali lebih besar dari kandungan tar yang diizinkan di Eropa. Sedangkan shisha tipe kedua mengandung 266 mg tar atau 27 kali lebih tinggi dibandingkan rokok biasa. Sisha tipe tiga memiliki kandungan tar 1.023 mg, atau 102 kali diatas ambang batas rokok biasa.
Shisha tipe pertama memiliki kadar karbon monoksida 17 kali lebih besar dari rokok biasa, tipe 2 mencapai 15 kali lebih tinggi, dan tipe 3 sebanyak 52 kali. Sedangkan kadar nikotin pada shisha tipe 1 dan 2 setara dengan sebatang rokok, sedangkan tipe 3 setara dengan 6 batang rokok.
Dr Marius Widjajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), mengatakan rokok biasa saja sudah mendatangkan penyakit luar biasa bagi penghisapnya. Belum lagi dampak asap rokok terhadap lingkungan.
"Bahaya shisha lebih besar dibanding rokok biasa. Walau rasa tembakau shisha tidak sepekat rokok biasa, kandungan racun didalamnya bisa menimbulkan beragam penyakit mematikan,” kata Marius.
Menurut ketua tim peneliti Pierre Band dari Britis Columbia Cancer Agency di Vancouver, jaringan payudara paling sensitif terhadap zat-zat karsinogen yang dapat memicu kanker pada masa pubertas. Pada saat itu, sel-sel payudara masih tumbuh. Kesimpulan itu didukung dengan kenyataan bahwa perempuan yang mulai merokok setelah melahirkan anak pertama tidak menghadapi resiko kanker payudara.
Sajian riset di atas agaknya menjadi pelajaran bagi penikmat shisha. "Jangan sampai terapi yang diinginkan itu malah kebablasan karena beban yang harus ditanggung organ paru-paru. Relaksasi yang ingin dicapai, sebaiknya dengan cara ideal seperti berolah raga teratur, istirahat yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi,” tutur Marius.
Benar atau tidaknya artikel ini saya pun belum memastikan secara akurat karena memang saya sendiri pun salah satu dari penikmat sisya.